16 December 2025
Pentingnya Teknologi Tepat Guna untuk Mendukung Generasi yang Tangguh

Pentingnya Teknologi Tepat Guna untuk Mendukung Generasi yang Tangguh

DETRENZ.COM DEPOK — Kamis (31/10/2024) Pendidikan mengenai keselamatan diri anak adalah aspek yang sangat penting untuk diajarkan baik di sekolah maupun di rumah. Namun, hingga saat ini, pengajaran tentang cara mengenali dan mengatasi bahaya bagi keselamatan anak-anak masih terasa kurang konkret.

Sebagai contoh, pada tahun 2002, anak kami yang saat itu duduk di bangku SMP mengalami insiden mengkhawatirkan. Dalam perjalanan pulang dengan angkutan umum, seorang penumpang yang duduk di sebelahnya menusukkan pisau ke pinggangnya dengan berpura-pura ramah. Penyerang tersebut kemudian meminta anak kami turun di daerah sepi dan menyuruhnya melempar ponsel ke semak-semak sebelum melarikan diri. Ketika pencarian dilakukan, ponsel tersebut sudah tidak ada, karena ada orang lain yang bersembunyi untuk mengambilnya.

Dra.Loula Maretta selaku Konsultan Pendidikan dan Foundation Green Education Indonesia menegaskan bahwa hingga tahun 2024, banyak faktor yang masih membahayakan anak-anak sekolah, seperti minimnya zebra cross dan lampu lalu lintas yang memadai untuk menyeberang jalan dengan aman. Selain itu, risiko cuaca buruk—seperti hujan lebat, petir, angin puting beliung, banjir, serta ancaman penculikan, pemalakan, dan pengeroyokan—masih menjadi masalah yang perlu diwaspadai, tuturnya.

Disisi lain dalam hal keamanan, kenyamanan, dan keselamatan anak-anak sekolah di Jepang menunjukkan perbedaan yang mencolok. Mulai dari kelas satu SD, anak-anak diwajibkan berjalan kaki sendiri menuju sekolah dengan jarak maksimum 2 Km, tanpa diantar oleh orang tua. Dengan dukungan teknologi ramalan cuaca, anak-anak dapat mengecek informasi cuaca di televisi sebelum berangkat. Mereka dapat mempersiapkan perlengkapan seperti jas hujan, payung, atau sepatu bot, serta jaket musim dingin jika diperlukan,ujar Loula Maretta kepada detrenz.com Kamis (31/10).

Sedangkan untuk meningkatkan keamanan, anak-anak di Jepang menggunakan alat MIMAMORUME, sebuah teknologi GPS yang memungkinkan orang tua memantau perjalanan anak mereka melalui ponsel. Alat ini memberikan notifikasi ketika anak memasuki atau keluar dari gerbang sekolah. Selain itu, MIMAMORUME dilengkapi dengan alarm y ang dapat diaktifkan anak jika mereka merasa terancam, misalnya dalam situasi penculikan atau pemalakan, kata Dra.Loula Maretta selaku Konsultan Pendidikan Foundation Green Education Indonesia

Kemudian melihat contoh dari negara lain, penting bagi kita untuk menerapkan langkah-langkah konkret dalam pendidikan keselamatan diri anak. Dengan demikian, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi generasi mendatang.

Keterangan: Alat berwarna kuning mendeteksi apabila anak sudah masuk atau keluar gerbang sekolah. Ditunjukkan dengan gambar bel pada tampilan app. Alat berwarna putih memberi detail trek perjalanan dengan GPS. Informasi diperbarui tiap 3 menit.

Teknologi lainnya yang mendukung keselamatan anak-anak adalah layanan Mamo Rail, yang mengintegrasikan teknologi kartu tap SUICA dengan sistem pengiriman email otomatis. Dengan menggunakan kartu ini, anak-anak cukup mengetapnya di setiap stasiun saat berganti kereta atau saat tiba di stasiun tujuan. Sebagai hasilnya, orang tua akan menerima pemberitahuan melalui email yang mencantumkan lokasi dan waktu saat kartu tersebut di-tap.

Inovasi teknologi digital ini tidak hanya memberikan ketenangan pikiran bagi orang tua, tetapi juga meningkatkan kesadaran anak akan pentingnya keselamatan selama perjalanan. Dengan sistem yang transparan ini, orang tua dapat dengan mudah melacak keberadaan anak mereka dan memastikan bahwa mereka tiba di tempat tujuan dengan aman. Layanan Mamo Rail menjadi salah satu contoh nyata bagaimana teknologi dapat dimanfaatkan untuk mendukung keamanan anak-anak dalam beraktivitas sehari-hari.

Berdasarkan data informasi yang akurat Laporan Polisi Jepang di 2023, kasus kejahatan terhadap anak menurun dari 26.783 pada 2013 menjadi 9.600 pada 2022, dengan puncak waktu kejadian antara pukul 15.00-18.00, saat jam pulang sekolah dan bermain. Penggunaan teknologi alat GPS dan kartu tap SUICA ini turut berkontribusi pada penurunan kasus kejahatan terhadap anak. Jumlah Kasus Kejahatan Terhadap Anak di Jepang dengan usia dibawah 13 tahun tutur Loula Maretta menambahkan.

Penulis: Dra.Loula Maretta Profesi:Konsultan pendidikan

Lembaga:Foundation Green Education Indonesia