15 December 2025
ae6a1956-8845-4d89-b68e-2baf35b591c8

Detrenz.com, Pontianak, Kalbar, 12 Desember 2025 – Kongres I Federasi Organisasi Mahasiswa Daerah Kalimantan Barat (FOMDA) digelar di Pendopo Gubernur Kalbar pada 12 Desember 2025.

Acara utama ini mengangkat tema “Empowering Local Mind: Peran Mahasiswa Dalam Akselerasi Inovasi Daerah”, dengan tujuan mendorong peran aktif mahasiswa daerah dalam inovasi lokal.

Ratusan peserta perwakilan ormawa mahasiswa daerah se-Kalbar hadir untuk bertukar gagasan dan strategi pembangunan.

Kegiatan ini sejalan dengan pandangan umum bahwa mahasiswa adalah agen perubahan yang dapat membangun kolaborasi dan inovasi

Sugioto S.H., M.Kn. seorang pengusaha, tokoh masyarakat dan sekaligus tokoh inspiratif asal Kalbar, hadir sebagai pembicara utama kongres. Namanya tercatat dalam buku “25 Profil Pribadi Emas Indonesia” sebagai penghargaan atas kiprahnya di bidang sosial dan kemanusiaan.

Kiprah Sugioto memang tidak lepas dari dedikasinya yang kuat terhadap masyarakat; ia dikenal aktif memimpin berbagai perkumpulan, yayasan sosial dan pendidikan.

Kehadirannya menambah semangat acara karena Sugioto telah sukses di berbagai bidang usaha dan terus berkontribusi bagi dunia pendidikan, sosial, dan olahraga di Kalbar.

Pada kesempatan lain, Sugioto pernah menekankan pentingnya kerja keras, kejujuran, disiplin, dan inovasi sebagai kunci kesuksesan.

Nilai-nilai tersebut sejalan dengan harapannya bahwa mahasiswa harus mampu menghadapi tuntutan dan perubahan zaman.

Ia menggarisbawahi bahwa mahasiswa memiliki peran besar sebagai katalisator inovasi daerah. Sugioto menyebut lima bidang utama:

Pengembangan teknologi lokal: Mahasiswa didorong mengembangkan solusi teknologi sesuai kebutuhan wilayahnya. Startup dan riset kampus menciptakan “solusi berbasis teknologi lokal” yang membantu berbagai sektor masyarakat.

Edukasi dan pelatihan: Mahasiswa berperan memberi edukasi dan pelatihan bagi masyarakat. Program magang, workshop, dan pelatihan berbasis teknologi di kampus diharapkan meningkatkan kesiapan praktis mahasiswa sebelum terjun ke dunia kerja.

Inkubasi startup: Dukungan inkubator bisnis dan program akselerator di kampus memfasilitasi ide kreatif mahasiswa menjadi startup.

Advokasi dan penelitian: Mahasiswa didorong aktif melakukan riset dan advokasi kebijakan publik. Sebagai agen sosial-politik, mereka memperjuangkan isu penting dan menyuarakan aspirasi masyarakat.

Kolaborasi lintas pemangku kepentingan: Sugioto menegaskan pentingnya kerja sama mahasiswa dengan pemerintah, pelaku usaha, dan komunitas.

Sesuai yang dicatat Ditmawa UPI, mahasiswa adalah “agen perubahan yang berperan aktif dalam membangun kolaborasi dan inovasi”.

Dalam sesi tanya jawab, Sugioto menyampaikan, “Mahasiswa harus siap menghadapi tantangan dunia setelah lulus dan menjadi agen perubahan yang aktif dalam pembangunan daerah,” ujarnya.

Pernyataan ini sejalan dengan konsep bahwa mahasiswa perlu mempersiapkan diri sejak dini agar tidak ketinggalan oleh perubahan teknologi.

Mahasiswa yang berbekal keterampilan dan kreativitas diyakini mampu memberi kontribusi nyata bagi kemajuan daerahnya.
Kongres ini sekaligus menegaskan peran strategis FOMDA Kalbar sebagai wadah kolaborasi lintas organisasi mahasiswa daerah.

FOMDA mempersatukan aspirasi puluhan ormawa kabupaten/kota sehingga ide dan inovasi dapat diakselerasi bersama. Sesuai semangat tersebut, Ditmawa UPI mencatat bahwa mahasiswa adalah “agen perubahan yang berperan aktif dalam membangun kolaborasi dan inovasi”.

Kepemimpinan FOMDA diharapkan memperkuat sinergi antar daerah untuk mempercepat kemajuan Kalimantan Barat.