
Detrenz.com, Tayan, Tayan, Kalimantan Barat, 28 Oktober 2025 – Tayan, Kalimantan Barat – Keraton Pakunegara Tayan menggelar malam penganugerahan gelar kebesaran kerajaan kepada seorang tokoh nasional keturunan etnis Tionghoa, Sugioto, S.H., M.Kn atau yang akrab disapa Rico.
Pada prosesi yang berlangsung pada Selasa, 28 Oktober 2025 di Istana Kerajaan Tayan, beliau menerima gelar kehormatan sebagai Dato Sri Yudha Pakunegara, gelar ini diberikan kepada sosok yang dinilai telah berkontribusi penting dalam mempererat hubungan kebudayaan, serta mendukung pelestarian tradisi Melayu di Kalimantan Barat.
Prosesi sakral tersebut berlangsung khidmat dan penuh nilai adat di Desa Pedalaman, Kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau. Tradisi pemberian gelar kehormatan menjadi bagian dari warisan kerajaan yang terus dilestarikan sebagai bentuk penghargaan atas jasa dan dedikasi seseorang kepada masyarakat maupun daerah. Melalui momen ini, Keraton ingin menunjukkan bahwa nilai kebudayaan tetap hidup dan berkembang dalam era modern.
Acara ini dihadiri dan disaksikan langsung oleh berbagai tamu kehormatan dari dalam dan luar negeri. Hadir perwakilan kerajaan dari Malaysia dan Brunei Darussalam, Ketua Umum Forum Komunikasi Keraton Seluruh Indonesia, Raja Sanggau, perwakilan tokoh masyarakat dari Sulawesi Selatan, Ketua Balakomando LPM, perwakilan PT Antam, serta para undangan dan keluarga besar Keraton Pakunegara Tayan dan dalam acara tersebut, Sugioto menjadi satu-satunya tokoh etnis Tionghoa yang menerima gelar kebesaran dari Kerajaan Pakunegara Tayan.
Kehadiran delegasi kerajaan dari negeri jiran dan Brunei Darussalam menjadi simbol betapa eratnya hubungan budaya serumpun di kawasan Asia Tenggara, hal ini menegaskan bahwa peran Keraton Pakunegara Tayan tidak hanya sebatas lokal, tetapi memiliki jejaring kebudayaan yang luas dan diakui oleh dunia internasional.
Dalam pernyataannya, Yang Mulia Gusti Yusri, S.H., selaku Panembahan Anom Pakunegara, menyampaikan rasa bangga dan apresiasi kepada penerima gelar, beliau juga menitipkan dan menekankan pentingnya menjaga hubungan harmonis lintas etnis dan budaya sebagai cerminan jati diri bangsa. “Tradisi adat bukan hanya warisan masa lalu, melainkan pedoman dalam menjalin persaudaraan untuk masa depan dan penganugerahan gelar ini adalah bentuk penghormatan atas kontribusi nyata yang mendukung persatuan dan kebesaran budaya Melayu,” ujarnya.
Prosesi adat berlangsung di dalam istana dengan tata cara kerajaan yang tetap terjaga otentisitasnya, para tamu diminta mengenakan pakaian adat Melayu sebagai wujud penghormatan terhadap marwah adat dan kegiatan ini juga menampilkan berbagai simbol budaya kerajaan yang menggambarkan kejayaan sejarah Melayu di Tayan.

Sugioto menyambut penghargaan tersebut sebagai amanah yang amat besar untuk terus memberikan kontribusi yang lebih luas bagi masyarakat dan budaya Nusantara. Sebagai seorang pelaku usaha, tokoh dan tergabung diberbagai komunitas sosial yang memiliki jaringan kuat di berbagai daerah, ia bertekad menjadi bagian dari penggerak pelestarian sejarah dan adat Melayu sebagai kekayaan bangsa, karena budaya merupakan jendela suatu bangsa.
Penganugerahan gelar kebesaran ini tidak hanya menjadi agenda budaya, tetapi juga momentum mempererat kolaborasi antara komunitas adat dengan tokoh nasional dalam mendukung pembangunan daerah, dengan melibatkan berbagai perwakilan penting dari berbagai sektor. Keraton Pakunegara Tayan berharap dapat memperluas sinergi yang berdampak nyata bagi kemajuan masyarakat, khususnya Tayan dan Keraton Pakunegara Tayan terus berupaya untuk tetap menjaga eksistensinya.


